Konflik di Kebun Malabar: Penghijauan Berujung Perusakan, Jerit Tangis Pemetik Teh

Iklan Semua Halaman

.

Konflik di Kebun Malabar: Penghijauan Berujung Perusakan, Jerit Tangis Pemetik Teh

Staff Redaksi Media DPR
Rabu, 23 April 2025


KABUPATEN BANDUNG | MEDIA-DPR.COM, Suasana di  Blok Pahlawan, Afdeling Kertamanah, Kebun Malabar. Bukan kabut dingin yang menyelimuti, melainkan amarah dan kepiluan yang membuncah.


Acara penghijauan yang terpantau media  di lokasi pada hari Senin (21/04/2025) seharusnya menjadi momentum kebangkitan,  malah berubah menjadi tragedi pembalasan dendam yang menyayat hati.


Bekas lahan kebun teh, yang sebelumnya dijarah oknum tak bertanggung jawab, kini menjadi saksi bisu pertikaian yang menyisakan luka mendalam.


Tangis dan teriakan karyawan PTPN menggema saat mereka menyaksikan lahan produktif yang sedang dihijaukan kembali, dirusak.


Sisa-sisa tanaman sayuran seperti wortel, sawi, dan kentang yang ditanam  petani sayuran, menjadi bukti nyata pertikaian ini.


Tanaman tersebut dibabat dan digilas menggunakan kendaraan roda empat, sementara  kolam penampung air ikut menjadi sasaran amukan, dirusak bahkan gubug tempat berteduh sampai dibakar.


Kesabaran karyawan PTPN yang selama ini menyaksikan lahan mereka diokupasi, Mereka merasa dipermainkan dan hak-hak mereka diabaikan.


Acara penghijauan, yang dimaksudkan untuk mengembalikan kejayaan PTPN 1 regional 2 Kebun Malabar, justru menjadi simbol perlawanan yang dipenuhi amarah.


Tanaman sayuran yang menjadi sumber penghidupan para  petani kini menjadi korban aksi balasan yang tak terkendali.


Di tengah kesedihan dan kekesalan, jerit tangis para pemetik teh menggema. Mereka mempertanyakan masa depan mereka dan anak cucu mereka,  "Mau makan dari mana anak cucu kami? Kalau pohon teh yang menjadi ladang mencari nafkah kami terus dirusak." 


Kerugian drastis, kesulitan ekonomi, bahkan pemberhentian kerja sebagian karyawan, serta dampak lingkungan seperti banjir, menjadi realita pahit yang mereka hadapi.


Peristiwa ini mencerminkan kesenjangan dan ketidakadilan yang besar. Di satu sisi, ada upaya gigih mengembalikan fungsi lahan kebun teh. 

Di sisi lain, ada kepentingan pribadi yang mengabaikan aturan dan merusak lingkungan. 


Jerit tangis dan kesedihan yang terpancar dari acara penghijauan menjadi pengingat pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan menegakkan hukum. 


Semoga peristiwa ini menjadi pelajaran berharga agar kejadian serupa tak terulang.  Solusi bijak dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk menyelesaikan konflik di PTPN 1 Regional 2 Kebun Malabar sebelum amarah dan kepiluan kembali membuncah.


Ketua Umum SPBUN PTPN I Regional 2, Adi Sukmawadi, menjelaskan bahwa reaksi-reaksi seperti ini yang kita lihat di luar jangkauan dan koridor SPBUN.  Tujuan manajemen kami , seperti yang tertera dalam surat, adalah menghijaukan kembali lahan.

 (Ayi Supriatna)

close