Masyarakat Tapteng Lawan Usulan DPRD Terkait Pemberhentian Sugeng Riyanta

Iklan Semua Halaman

.

Masyarakat Tapteng Lawan Usulan DPRD Terkait Pemberhentian Sugeng Riyanta

Staff Redaksi Banten
Sabtu, 26 Oktober 2024


TAPTENG | MEDIA-DPR.COM. Himpunan Mahasiswa Uslam (HMI) bersama sejumlah masyarakat melakukan orasi demo sebagai bentuk dukungan atas kinerja Sugeng Riyanta, di depan kantor DPRD Kabupaten Tapanuli Tengah, Jum'at (25/10/2024) siang.


Menurut Pj Ketua Umum HMI Cabang Sibolga-Tapanuli Tengah, Rahmad Hidayat Panggabean, aksi ini dilakukan juga sebagai bentuk perlawanan masyarakat atas hasil rapat Paripurna DPRD Tapteng pada tanggal 08 Oktober 2024 yang mengeluarkan surat keputusan nomor 27 tahun 2024 tentang Usul Pemberhentian Pejabat Bupati Tapanuli Tengah. 


Ia katakan, HMI menilai bahwa alasan terkait usulan pemberhentian Pj Bupati oleh DPRD dianggap terlalu mengada-ada dan diduga sarat kepentingan sekelompok orang juga menciderai perasaan dari masyarakat Tapanuli Tengah. 


"Karena kita merasa dibawah kepemimpinan Sugeng Riyanta, baik itu infrastruktur, baik itu ASN, telah kembali ke jalan yang benar. Yang kita duga sebelumnya banyak yang membelot," ujar Rahmad.


Dilanjutkannya, dengan kehadiran Sugeng Riyanta sebagai pemimpin di Tapanuli Tengah ini, tentunya membawa perubahan yang baik untuk masyarakat. Pembangunan rumah tidak layak huni yang dilakukan melalui program bernama Membangun Perumahan untuk Rakyat sebanyak 700 unit.


Selanjutnya, Ikhsan Gulo mengatakan HMI bersama Masyarakat, justru meragukan kinerja dari Anggota DPRD Kabupaten Tapanuli Tengah sebelumnya yang katanya putra daerah. Tugas dari perwakilan rakyat ialah membuat peraturan daerah, menyetujui rancangan APBD daerah, mengawasi PERDA dan APBD. 


"Dana BOK, dana jaspel, merugikan negara 8 miliar rupiah, lantas dimana tugas DPRD di poin ketiga, mengawasi APBD dimana tugas kalian semua disini DPRD, jika kau tidak bisa menjawab, jika engkau tak bisa menjalankan amanatnya masyarakat, maka turunlah, kami pastikan, kami bisa lebih baik dari kalian," sorak Orator tersebut.


Berharap unek-uneknya didengar oleh perwakilan rakyat yang terpilih, masyarakat bagaikan harus menelan pil pahit dikarenakan tak satupun anggota DPRD berada di kantornya alias kantor dalam keadaan kosong dan pintu ruangan yang terkunci dengan pin. (Rossy Hutabarat)

close