JAKARTA|MEDIA-DPR.COM
Peristiwa pembubaran forum diskusi di hotel daerah Kemang Jakarta Selatam yang terjadi pada tanggal 28 September 2024 yang bertema Tanah Airku di pimpin oleh Refly Harun dan para tokoh lainnya seperti Said Didu, Abraham Samad, Soenarko, serta Dien Samsudin yang di lakukan oleh sekelompok orang yang menggunakan masker dengan mencopot spanduk dan membubarkan secara paksa acara forum diskusi tersebut. Pengamat politik dan praktisi hukum nasional Muara Karta Simatupang angkat bicara di temui di kantornya di darrah Cempaka Mas, mengatakan sangat setuju acara forum diskusi tersebut dibubarkan, karena tidak memiliki izin dari pihak kepolisian dan dianggap mengganggu stabilitas keamanan nasional di tengah waktu menjelang pelantikan Presiden dan wakil presiden pada tanggal 20 Oktober 2024. Muara Karta meminta semuanya untuk menjaga stabilitas keamanan hingga selesai pelantikan dan memberi kesempatan para pemimpin terpilih untuk bekerja sesuai dengan janji Kampanyenya, dan apabila ingin mengkritik pemerintah tunggulah setahun atau dua tahun bila melenceng dari janjinya. Era demokrasi saat ini siapapun bebas menggritik maupun menyampaikan pendapat asalkan sesuai dengan norma dan aturan hukum yang berlaku. Muara Karta menolak kelompok yang membubarkan acara forum diskusi Refly Harun di sebut preman karena menolak acara tersebut, pro kontra sudah biasa di era demokrasi sekarabg ini, Muara Karta menambahkan kelompok Refly Harun patut di pertanyakan mengadakan forum diskusi tanpa izin dan menyiarkan lewat zoom ke 22 negara, saya rasa kelompok itu hanya tidak dapat kursi jabatan saja.
(Sandhi)
Komentar
