KABUPATEN BANDUNG | MEDIA-DPR.COM Pemkab Bandung melalu Dinsos Kabupaten Bandung saluran 598 paket sembako.
Staf pengolah data bidang Linjamsos, Ginanjar, tepatnya pada Senin (02/09/2024), di kegiatan penyaluran bantuan sembako yang berlokasi di Desa Pangalengan, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat menjelaskan.
Bantuan ini ditujukan untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang beresiko stunting, dengan sumber anggaran berasal dari bantuan miskin ekstrem melalui Dana Insentif Daerah (DID).
Sebanyak 598 paket bantuan sembako dibagikan untuk KPM dari 13 Desa yang ada di Kecamatan Pangalengan.
Bantuan ini tidak diberikan kepada semua warga Desa, melainkan hanya kepada KPM yang terdata sebagai miskin ekstrem dan beresiko stunting.
"Setiap paket berisi 1 liter minyak, 1 kaleng kornet 340 g, 4 kaleng susu instan, dan 5 kg beras medium," jelasnya.
Dikatakan Ginanjar, sebelumnya bantuan ini diberikan dalam bentuk uang tunai sebesar Rp 200.000,- per KPM.
Namun, sesuai arahan Bupati Bandung, bantuan dialihkan ke bentuk sembako. Perubahan ini dilakukan untuk mencegah hilangnya bantuan miskin ekstrem akibat kondisi keuangan, katanya.
"Perubahan dari uang menjadi sembako ini terhubung dengan adanya rekopusing. Pemerintah mengalihkan bantuan ke sembako agar tidak hilang begitu saja," ungkap Ginanjar.
Selain program bantuan miskin ekstrem beresiko stunting, Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bandung juga memiliki program lain seperti bantuan KUBE (Kelompok Usaha Bersama) untuk modal usaha berkelompok, imbuhnya.
Ginanjar juga menyampaikan peran Puskesos (Pusat Kesejahteraan Sosial) dan PSM (Pendamping Masyarakat) dalam melakukan verifikasi dan validasi data untuk melaporkan ke Dinsos.
"Data ini akan digunakan untuk memantau efektivitas program dan melihat perkembangan penurunan angka kemiskinan dan stunting di Kecamatan Pangalengan," ujarnya.
"Pangalengan merupakan salah satu wilayah dengan angka kemiskinan dan stunting tertinggi di Kabupaten Bandung. Melalui program ini, kami berharap dapat membantu meningkatkan taraf hidup ekonomi masyarakat dan menurunkan angka stunting," tambah Ginanjar. (Ayi Supriatna)