Polda Sumbar | MEDIA-DPR.COM, Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol. Suharyono,S.I.K,SH, melakukan pengecekan terhadap jalannya proses pemeriksaan kesehatan ( Rikkes ), Tahap I seleksi Penerimaan Polri T.A 2023 untuk Bintara Polisi Tugas Umum ( PTU ).
Dalam pengecekan tersebut,Suharyono, didampingi Irwasda,Kombes Pol .Arif Rahman Hakim, Kabiro SDM Kombes Pol Sonny Mulvianto Utomo, dan Kabiddokkes Kombes Pol drg. Lisda Cancer, Senin ( 8/5/2023 ), release yang di terima dpr-com, di ruang Jenderal Awaloedin Jamin, gedung Sabhara Polda Sumbar," kata Suharyono
Suharyono melihat, proses pemeriksaan yang dilakukan oleh panitia terhadap peserta calon anggota Polri, mulai dari pemeriksaan komposisi tubuh, pemeriksaan gigi dan mulut, pemeriksaan THT, pemeriksaan tensi, pemeriksaan mata dan pemeriksaan buta warna.
Selaku Ketua Panda (Panitia Daerah), Suharyono menyampaikan, bahwa dirinya bertanggung jawab untuk melakukan pengecekan secara langsung bagaimana proses dan mekanisme sesuai dengan ketentuan dari Mabes Polri terkait dengan penerimaan secara serentak, baik itu Taruna Akpol, Bintara maupun Tamtama Polri baik Polwan atau Polki," tutur Suharyono
Kita melihat di sekitar, kita ini calon Bintara Polisi yang pada pencermatan kita secara ril sudah berjalan dengan bagus, bagaimana mekanisme yang sudah ditetapkan.
Suharyono mengatakan,untuk yang kesekian kali penekanan darinya, bahwa sebagaimana pakta integritas yang sudah disampaikan dan ditanda tangani oleh semua pihak baik itu calon, orang tua termasuk panitia, bahwa proses pelaksanaan penerimaan atau rekrutmen secara serentak itu harus clear an clean, tidak ada permainan atau adanya upaya upaya yang dilakukan sehingga yang tidak memenuhi syarat menjadi memenuhi syarat,"tegas Suharyono
“Kami sangat berharap dan mengimbau kepada semua pihak jangan sampai terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan selama proses ini.
Sesuai yang disampaikan disaat-saat awal pendaftaran jelas Suharyono, bahwa polisi ini dalam rekrutmen terutama di Sumbar yang dipimpinnya tidak ada permainan maupun upaya yang ditempuh sehingga terjadinya penyimpangan.
Dan secara eksternal kami himbau jangan sampai terpengaruh dengan upaya para pelaku kejahatan untuk mempergunakan celah celah dalam rekrutmen ini,”imbuhnya Suharyono
Istilahnya sambung Suharyono, kalau dulu penembak diatas kuda. Kalau sekarang istilahnya penembak jitu, karena tidak perlu di atas kuda, tidak perlu dengan cara spekulasi tapi bisa jadi dilakukan secara nyata bahwa mereka berupaya bagaimana merubah nasib tetapi dengan cara yang tidak benar.
Dirinya mencontohkan, seperti harus melakukan pendekatan-pendekatan kepada orang orang tertentu yang orang tertentu tersebut belum jelas siapa yang bersangkutan.
“Kadang-kadang ada yang, mengaku-ngaku dekat dengan Kapolda dan juga ada mengaku dekat dengan panitia boleh jadi,akan tetapi orang-orang itu main spekulasi, seolah olah dia itu mempunyai kedekatan emosional maupun hubungan secara khusus yang menjadikan calon ini lulus, jangan sampai terpengaruh itu,” tukasnya Suharyono
Suharyono berharap, kepada para peserta calon anggota polri yang saat ini tengah melaksanakan tes, untuk selalu berdoa dengan khusyuk, mempersiapkan fisik mental akademi yang baik.
“Karena kalau memang harus lulus dengan upaya itu, lolos dan terpilih dengan menggunakan cara yang jujur, dengan cara sesuai aturan mainnya itu akan lebih indah di akhir cerita dibanding dengan cara pemaksaaan-pemaksaan jalur tertentu, toh akan merugikan mereka sendiri,” ungkapnya Suharyono
Di tempat yang sama Suharyono, berpesan dan mengingkatkan kembali jangan sampai kemudian masyarakat maupun orang tua dari calon itu sendiri, terbawa arus oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab alias tertipu atau penipuan,kalau sudah melakukan seperti itu, namanya penipuan dan jangan sampai terpengaruh," pungkas Suharyono. ( Suyanto )