BALI|MEDIA-DPR.COM, Wariga bagi masyarakat Bali sangat besar sekali maknanya, hampir seluruh aspek kehidupan menggunakan wariga sebagai acuan untuk menentukan hari baik melakukan upacara keagamaan, perkawinan, kesehatan, bisnis, pertanian, membangun rumah dan masih banyak lagi.
Wariga berisi 5 kerangka dasar wuku, wewaran, pengelong-ngelong, sasih dan dauh. Ida Pendanda Nyoman Temuku dari Griya Cebang Giri Kusuma Payangan Gianyar mendalami melalui riset yang panjang untuk merangkumnya menjadi Wariga Belog yang artinya belajar dengan logika. Banyak tokoh nasional, pejabat yang berkonsultasi tentang wariga belog untuk permasalahan kehidupan.
Sebelum Ida Pedanda Nyoman Temuku Lebar sempat memberikan pelajaran kepada beberapa muridnya tentang Wariga Belog salah satunya Dewa Sabtu dari Klungkung yang juga mendalami dan mengajarkan tentang Wariga Belog di rumahnya yang terltak di jalan jempiring no. 3 Semarapura Kelod Kauh Klungkung Bali yang juga difungsikan tempat pembuatan style Bali dan aktif melakukan Astana Yoga.
Menurut Dewa Sabtu banyakbb masyarakat yang datang kepadanya untuk mengetahui wariga belog dan tak jarang memanfaatkannya sebagai salah satu solusi permasalahan dikehidupannya, rumahnya selalu terbuka untuk belajar bersama tentang wariga dan yang singgah ke rumahnya kebanyakan orang yang sedang bermasalah dan beliau mengatakan selalu ada solusinya di Wariga Belog.
(Sandhi)